Minggu, 22 September 2013

Produsen Game Konsol Asal Jepang NintendoTengah Berduka

Produsen game konsol asal Jepang Nintendo tengah berduka menyusul meninggalnya mantan bos mereka Hiroshi Yamauchi dalam usia 85 tahun.

Hiroshi sering disebut sebagai bapak video games dunia karena lewat tangannya, mesin konsel pertama Nintendo Entertainment System (NES) dipasarkan ke Amerika pada tahun 1985.

Sejak itu, seperti diberitakan TMZ, Jumat (20/9), Nintendo makin digemari pecandu games dunia apalagi dengan kemunculan karakter games unik seperti Super Mario Bros, Zelda, dan tentunya Donkey Kong. Kelak, kesuksesan Nintendo diikuti perusahaan lain untuk memproduksi konsol games sejenis, seperti Sony PlayStation atau Microsoft Xbox.

Bergabung sejak tahun 1949, pria yang sempat drop-out dari fakultas hukum akibat meletusnya perang dunia kedua ini, mengundurkan diri dari Nintendo pada tahun 2002 dengan jabatan terakhir Presiden Direktur. Saat mundur Hiroshi menolak menerima uang pensiun senilai USD 9-USD 14 juta, atau setara Rp 103 miliar sampai Rp 161 miliar.

Menurut Hiroshi, uang tersebut bisa dimanfaatkan untuk pengembangan perusahaan yang didirikan sang kakek Fusajiro Yamauchi pada tahun 1889.

Seperi ditulis Wikipedia, diawal perkembangannya, Nintendo merupakan perusahaan pembuat mesin permainan kartu, kemudian sempat berubah menjadi pembuat mainan bahkan sempat mengelola taksi.

Tahun 1956, Hiroshi berkunjung ke Amerika untuk menjajaki pasar mesin permainan kartunya. Sampai akhirnya diputuskan untuk mendirikan perusahaan Nintendo Playing Card Co, namun tak berhasil. Peluang usaha permainan elektronik mulai dilirik Hiroshi di tahun 1974, setelah menjadi distributor game konsol Magnavox Odyssey.

Dua tahun kemudian, Hiroshi memutuskan membuat konsol sendiri dengan menggandeng pengembang game bernama Shigeru Miyamoto. Dari tangan Miyamoto lahirlah game Donkey Kong yang membuat Nintendo meraih sukses besar hingga kini. Sebelum meninggal Hiroshi tercatat sebagai orang terkaya ke-13 di Jepang, dengan kekayaan total USD 2,1 miliar (Rp 24 triliun).

sumber:
jpnn.

Kamis, 05 September 2013

Salah Satu Kegunaan Google Glass di Bidang Kedokteran

Potensi Google Glass sendiri untuk dunia medis sebenarnya diprediksi melebihi dari sekadar untuk melakukan kegiatan video streaming.
google glass,operasiDokter ini menggunakan Google Glass selama kegiatan operasi berlangsung (Mashable)

Peran gadget di dunia medis semakin besar. Beberapa waktu yang lalu, seorang dokter di Ohio State University Wexner Medical Center, dr Christopher Kaeding, memanfaatkan kacamata pintar Google Glass untuk menyiarkan secara langsung kegiatan operasi kepada para rekan-rekannya.


Menurut pihak universitas, Kaedin melakukan kegiatan pembedahan ligamen lutut pada seorang pasien pria berumur 47 tahun. Semua kegiatan tersebut direkam dan disiarkan langsung dari sudut pandang dokter yang menggunakan Google Glass.

Kolega-kolega Kaeding, yang terdiri dari rekan seprofesi dan murid-murid medis, menyaksikan kegiatan pembedahan melalui berbagai lokasi yang berbeda di Columbus, Ohio.

Kaedin sendiri menyatakan bahwa penggunaan perangkat tersebut sama sekali tidak mengganggu dirinya.

"Secara jujur, saat sedang membedah, saya sering lupa kalau saya sedang menggunakan perangkat itu. Perangkat ini terlihat sangat intuitif dan mulus," kata Kaeding, seperti dikutip dari Mashable, Sabtu (31/8/2013).

Potensi Google Glass sendiri untuk dunia medis sebenarnya diprediksi melebihi dari sekadar untuk melakukan kegiatan video streaming. Pihak Universitas Ohio mengungkapkan, banyak ahli yang mempercayai bahwa Glass dapat memberikan kemudahan untuk melihat hasil sinar-X, hasil MRI, dan melihat laporan-laporan medis lainnya, selama kegiatan pembedahan berlangsung.

Developer sendiri sudah mulai melirik Google Glass untuk kegiatan medis. Sudah ada satu aplikasi bernama MedRef yang didesain bagi para pegawai rumah sakit untuk menarik informasi seputar pasien dengan menggunakan teknologi pengenal wajah.

Sebelumnya, dokter asal Jerman menggunakan gadget lainnya, tablet iPad, untuk kegiatan pembedahan tumor hati. Ia menggunakan tablet tersebut untuk memberikan gambaran terhadap organ pasien yang akan dibedahnya.
(Kompas.com, Sumber: Mashable)